MASJID QUBA


    Di depan agak ke selatan beberapa puluh meter dari Pusat Kebudayaan Wolio yang juga berupa museum terdapat sebuah mesjid. Mesjid dan museum berada di Kelurahan Baadia sebelah selatan dari Mesjid Agung Keraton, sekitar 1 km. Mesjid ini dinamakan Mesjid Kuba, dalam bahasa setempat kuba artinya kolam. Nama ini diambil karena di depannya ada kolam dengan sumber air alami, dari dahulu hingga sekarang digunakan untuk wudhu. Mesjid  didirikan pada 1833 di masa pemerintahan Muhammad Idrus.

    Di sisi kiri atau selatan mesjid terdapat makam Sultan Muhammad Idrus Kaimuddin dan disekeliling masjid terdapat makam para pembesar kesultanan Buton yang berasal dari keturunan beliau. Pada bagian luar mesjid berdiri tembok yang mengelilingi bangunan masjid, makam, serta pohon kamboja yang diperkirakan sudah ratusan tahun. Arsitektur mesjid sederhana segi empat panjang, beratap pelana (dua sisi miring) dan didepan pintu sebelah kiri dan kanan terdapat air untuk berudhu untuk para jamaah yang hendak melaksanakan sholat. Namun kondisi terakhir Masjid Quba saat ini sudah direnovasi, yaitu dibagian halaman depan sudah di keramik berwarna putih dan bergaris hijau, tidak beratap sehingga tidak terhalang oleh sinar matahari dan hujan, dan telah di pagar dengan kumpulan batu-batu kecil menyerupai benteng.

    Masjid Quba terdiri dari perangkat masjid atau disebut Hukumuna Masigi terdiri atas 1 orang imam, 2 orang khatib, dan 4 orang moji.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel