Wanita Pembohong
Senin, 15 Juni 2015
Andre
dan Sherly adalah sepasang kekasih yang serasi walaupun keduanya berasal dari
keluarga yang jauh berbeda latar belakangnya. Keluarga Sherly berasal dari
keluarga kaya raya dan serba berkecukupan, sedangkan keluarga Andre hanyalah
keluarga seorang petani miskin yang menggantungkan kehidupannya pada tanah
sewaan.
Dalam
kehidupan mereka berdua, Andre sangat mencintai Sherly. Andre telah melipat
1000 buah burung kertas untuk Sherly dan Sherly kemudian menggantungkan
burung-burung kertas tersebut pada kamarnya. Dalam tiap burung kertas tersebut
Andre telah menuliskan harapannya kepada Sherly. Banyak sekali harapan yang
telah Andre ungkapkan kepada Sherly. “Semoga kita selalu saling mengasihi satu
sama lain”,”Semoga Tuhan melindungi Sherly dari bahaya”,”Semoga kita
mendapatkan kehidupan yang bahagia”,dsb. Semua harapan itu telah disimbolkan
dalam burung kertas yang diberikan kepada Sherly.
Suatu
hari Andre melipat burung kertasnya yang ke 1001. Burung itu dilipat dengan
kertas transparan sehingga kelihatan sangat berbeda dengan burung-burung kertas
yang lain. Ketika memberikan burung kertas ini, Andre berkata kepada Sherly:
“Sherly,
ini burung kertasku yang ke 1001. Dalam burung kertas ini aku mengharapkan
adanya kejujuran dan keterbukaan antara aku dan kamu. Aku akan segera melamarmu
dan kita akan segera menikah. Semoga kita dapat mencintai sampai kita menjadi
kakek nenek dan sampai Tuhan memanggil kita berdua!“
Saat
mendengar Andre berkata demikian, menangislah Sherly. Ia berkata kepada Andre:
“Ndre,
senang sekali aku mendengar semua itu, tetapi aku sekarang telah memutuskan
untuk tidak menikah denganmu karena aku butuh uang dan kekayaan seperti kata
orang tuaku!”
Saat
mendengar itu Andre pun bak disambar geledek. Ia kemudian mulai marah kepada
Sherly. Ia mengatai Sherly matre, orang tak berperasaan, kejam, dan sebagainya.
Dan Akhirnya Andre meninggalkan Sherly menangis seorang diri.
Andre
mulai terbakar semangatnya. Ia pun bertekad dalam dirinya bahwa ia harus sukses
dan hidup berhasil. Sikap Sherly dijadikannya cambuk untuk maju dan maju. Dalam
Sebulan usaha Andre menunjukkan hasilnya. Ia diangkat menjadi kepala cabang di
mana ia bekerja dan dalam setahun ia telah diangkat menjadi manajer sebuah
perusahaan yang bonafide dan tak lama kemudian ia mempunyai 50% saham dari
perusahaan itu. Sekarang tak seorangpun tak kenal Andre, ia adalah bintang
kesuksesan.
Suatu
hari Andre pun berkeliling kota dengan mobil barunya. Tiba-tiba dilihatnya
sepasang suami-istri tua tengah berjalan di dalam derasnya hujan. Suami istri
itu kelihatan lusuh dan tidak terawat. Andre pun penasaran dan mendekati suami
istri itu dengan mobilnya dan ia mendapati bahwa suami istri itu adalah orang
tua Sherly.
Andre
mulai berpikir untuk memberi pelajaran kepada kedua orang itu, tetapi hati
nuraninya melarangnya sangat kuat. Andre membatalkan niatnya dan ia membuntuti
kemana perginya orang tua Sherly.
Andre
sangat terkejut ketika didapati orang tua Sherly memasuki sebuah makam yang
dipenuhi dengan burung kertas. Ia pun semakin terkejut ketika ia mendapati foto
Sherly dalam makam itu. Andre pun bergegas turun dari mobilnya dan berlari ke
arah makam Sherly untuk menemui orang tua Sherly.
Orang
tua Sherly pun berkata kepada Andre:
”Ndre,
sekarang kami jatuh miskin. Harta kami habis untuk biaya pengobatan Sherly yang
terkena kanker rahim ganas. Sherly menitipkan sebuah surat kepada kami untuk
diberikan kepadamu jika kami bertemu denganmu.”
Orang
tua Sherly menyerahkan sepucuk surat kumal kepada Andre.
Andre
membaca surat itu.
“Ndre,
maafkan aku. Aku terpaksa membohongimu. Aku terkena kanker rahim ganas yang tak
mungkin disembuhkan. Aku tak mungkin mengatakan hal ini saat itu, karena jika
itu aku lakukan, aku akan membuatmu jatuh dalam kehidupan sentimentil yang
penuh keputus-asaan yang akan membawa hidupmu pada kehancuran. Aku tahu semua
tabiatmu Ndre, karena itu aku lakukan ini. Aku mencintaimu Ndree……….. “
Setelah
membaca surat itu, menangislah Andre. Ia telah berprasangka terhadap Sherly
begitu kejamnya. Ia pun mulai merasakan betapa hati Sherly teriris-iris ketika
ia mencemoohnya, mengatainya matre, kejam dan tak berperasaan. Ia merasakan
betapa Sherly kesepian seorang diri dalam kesakitannya hingga maut
menjemputnya, betapa Sherly mengharapkan kehadirannya di saat-saat penuh
penderitaan itu. Tetapi ia lebih memilih untuk menganggap Sherly sebagai orang
matre tak berperasan. Sherly telah berkorban untuknya agar ia tidak jatuh dalam
keputusasaan dan kehancuran.
“Cinta
bukanlah sebuah pelukan atau ciuman tetapi cinta adalah pengorbanan untuk orang
yang sangat berarti bagi kita”.