Ini Alasan Slamet Supu Tidak Terima Bantuan Polres Baubau


KBRN, Baubau: Setelah tersiar kabar Slamet Supu (71) Purnawiran Polri yang tinggal di bekas kandang ayam langsung mendapat respon dari Kepolisian Resort Baubau. Wakapolres Baubau, Kompol Suparno Agus Candara Kusuma membantah jika pihaknya tidak memberi perhatian. 

Menurut Suparno, Polres Baubau pernah menyiapkan sebidang tanah di kawasan Waliabuku semenjak enam bulan lalu bagi Slamet Supu dan keluarganya karena telah mengabdi di Polres Baubau. Namun menurut Suparno, bantuan tersebut tidak diterima oleh Slamet.

“penyataan bapak slamet tidak merespon, seperti tidak memberikan bantuan, jadi jauh hari itu kita buat upaya-upaya untuk membantu, dan waktu itu masih Kapolres lama berinisiatif untuk membangunkan rumah yang berlokasi di waliabuku dan bahannya sudah ada tapi bapak itu menolak,” Ungkap Kompol Suparno Agus Candara Kusuma, Sabtu (23/7/2016).

Saat ditunjukan lokasi yang telah disiapkan Polres Baubau untuk didirikan rumah semi permanen, Slamet berdalih bahwa lokasi tersebut terlalu jauh dari pusat kota. Padahal menurut Suparno, upaya tersebut merupakan sukarela jajaran Polres Baubau dalam membantu mendirikan dan menepatkan rumah yang layak huni.

“intinya keiklasan kita untuk membantu, kita menanggapi pernyataan itu sehingga kita langsung kurang simpatik, sehingga permintaannya slamet meminta untuk memilih sendiri, namanya kita gotong royong begini tidak ada dananya, keikhlasan kita masing masing, kalau polres secara dinas tidak ada dananya begitu,” Tambahnya.

Dijelaskannya, saat Kapolres lama AKBP Eko Wahyuniyawan telah  mengugah hati para personil untuk  membantu purnawirawan Polri yang diketahui pernah bertugas dipolres Baubau, dikatakan tidak ada unsur kebohongan dalam membantu Slamet yang hingga kini belum memiliki rumah huni yang layak, sebab lokasi tersebut telah siap dibangunkan.

“silakan cek di Polsek Bungi ada bahan bangunan untuk didirikan rumah, ini nyata loh, hanya yang menjadi kekecewaan Kapolres, bapak Slamet itu milih opsi lain meminta mentahnya, kalau itukan susah kita tidak ada bajetnya, kalau memilih sendiri kan susah apalagi memilih tanahnya yang depan jalan, kalau dia menolak terus kita tidak bisa mengikuti keinginannya,”terangnya.

Sementara itu, alasan Slamet tidak menerima tawaran tersebut karena lokasinya yang berada di kawasan hutan. Untuk menuju tempat tersebut harus melewati jalan setapak sepanjang 200 meter dari jalan poros dan harus melewati kebun orang. Dirinya mengaku sudah tidak bisa berjalan jauh, apalagi usianya yang sudah semakin renta dan sakit-sakitan. Selain itu, lokasi tersebut dinilai jauh dari pusat kota bahkan dianggap kurang tepat.

“Kalau disamping Polsek untuk sementara saya terima, tapi ini saya dikasih dikawasan hutan, lewat jalan stapak sekitar 200 meter dari jalan poros, terus kita harus melewati kebun orang, dan saya dengar itu tanah itu berukuran 10x10 meter itu pun tanah itu dibayar cicil, adapun bahan bangunan itu bekas gudang,”keluhnya.

Slamet menjelaskan, dirinya tidak meminta lebih seperti yang dikemukakan Polres Baubau, dirinya telah renta dan susah untuk berjalan sehingga terpaksa meminta untuk dicarikan tempat yang layak dekat pemukiman warga meski tanah tersebut terbilang kecil sehingga dirinya bisa merasakan hidup yang layak. 

“saya meminta biarpun rumah kecil asalkan dipinggir jalan, kok saya dimasukan disemak semak sana, kan itu tidak wajar, kenapa saya katakan minta mentahnya karena lokasinya itu cukup jauh, ada pertimbangan saya, anak saya masih sekolah berapa biaya dikeluarkan untuk pergi sekolah dikota, sehingga saya katakan demikian, kalau dipinggir jalan saya bisa bikin usaha untuk menyambung hidup,”tambahnya.

Menurut Slamet, bila dirinya dibantu dengan lokasi rumah yang cukup jauh serta kondisi yang tidak memungkinkan, maka dirinya mengatakan kepada pihak Polres Baubau agar mengurungkan niat baik tersebut, meski Pihak Polres Baubau telah menyiapkan bahan bangunan dan tanah yang nantinya dibangunkan rumah layak huni.

“kalau dipinggir jalan biarpun bukan dalam kota itu bisa menghidupkan kami, orang sudah susah ditambah jadi susah, memangnya saya ini orang buangan yang disimpan dihutan sana, makanya saya katakan kalau tempatnya susah begini mending saya minta mentahnya dengan kerelaan, nanti saya cari tempat walaupun kita sewa agar kita bisa bikin usaha,” Tutup Slamet.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel