Jangan Pernah Sepelekan Doa
Selasa, 16 Juni 2015
Seorang Dr Ahli Bedah terkenal bernama Dr. Ishan telihat tergesa-gesa menuju airport. Ia berencana menghadiri Seminar Dunia dalam bidang kedokteran, yang akan membahas penemuan terbesarnya di bidang kedokteran.
Setelah perjalanan pesawat sekitar 1 jam, tiba-tiba diumumkan bahwa pesawat mengalami gangguan dan harus mendarat di airport terdekat. Karena merasa diburu waktu, ia kemudian mendatangi pusat informasi. “Saya ini dokter specialis, tiap menit ada orang yang mesti saya bantu, dan sekarang kalian meminta saya menunggu pesawat diperbaiki dalam 16 jam?” kata Dr Ishan.
Petugas bandara pun menjawab, “Wahai dokter, jika Anda terburu-buru, Anda bisa menyewa mobil, tujuan Anda tidak jauh lagi dari sini, kira-kira dengan mobil bisa ditempuh dengan waktu 3 jam.
Dr. Ishan setuju dengan usul pegawai tersebut dan menyewa mobil. Baru berjalan 5 menit, tiba-tiba cuaca mendung, disusul dengan hujan besar disertai petir yang mengakibatkan jarak pandang sangat pendek.
Setelah berlalu hampir 2 jam, mereka tersadar bahwa mereka tersesat dan terasa kelelahan. Terlihat sebuah rumah kecil tidak jauh dari hadapannya, dihampirilah rumah tersebut dan mereka mulai mengetuk pintunya.
Dalam rumah itu terdengar suara seorang wanita tua. “Silahkan masuk, siapa ya?” kata wanita tua itu sambil membukakan pintu rumahnya. “Kami tersesat bu, kalau boleh, bisa pinjam telefonnya?” pinta Pak Ishan. Ibu itu tersenyum dan berkata, “Telefon apa Nak? Apa kamu tidak sadar ada dimana? Disini tidak ada listrik, apalagi telefon. Lebih baik tunggu saja di dalam, Nak. Hujannya semakin lebat” ajak wanita tua itu.
Mereka pun masuk. Mereka diberi segelas teh hangat dan beberapa hidangan alakadarnya. Dr. Ishan mengucapkan terima kasih kepada ibu itu, lalu memakan hidangan, sementara ibu itu sholat dan berdo’a serta perlahan-lahan mendekati seorang anak kecil yang terbaring tak bergerak diatas kasur disisi ibu tersebut, dan dia terlihat gelisah diantara tiap sholat.
Ibu tersebut melanjutkan sholatnya dengan do’a yang panjang. Dokter mendatanginya dan berkata,”Demi Allah, ibu telah membuat saya kagum dengan keramahan dan kemuliaan akhlak ibu, semoga Allah menjawab do’a-do’a ibu”.
“Nak, kamu itu ibnu sabil yang sudah diwasiatkan Allah untuk dibantu. Sedangkan
do’a-do’a saya sudah dijawab Allah semuanya, kecuali satu” pungkas sang wanita.
Dr. Ishan kemudian bertanya, “Apa yang ibu pinta?” Dengan suara lirih wanita itu menjawab, “Anak ini adalah cucu saya, dia yatim piatu. Dia menderita sakit yang tidak bisa tertolong oleh dokter-dokter yang ada disini. Mereka berkata kepada saya ada seorang dokter ahli bedah yang bisa membantunya, katanya namanya Dr. Ishan, akan tetapi dia tinggal jauh dari sini. Saya tidak mungkin membawa anak ini ke sana, dan saya khawatir terjadi apa-apa di jalan. Makanya saya berdo’a kepada Allah agar menyembuhkannya’
Menangislah Dr. Ishan dan berkata sambil terisak, “Allahu Akbar, Laa haula wala quwwata illa billah. Demi Allah, sungguh do’a ibu telah membuat pesawat rusak dan harus diperbaiki lama serta membuat hujan petir dan menyesatkan kami, hanya untuk mengantarkan saya ke tempat ibu secara cepat dan tepat. Saya lah Dr. Ishan Bu. Sungguh Allah Ta’ala telah menciptakan sebab seperti ini kepada hamba-Nya yang mu’min dengan do’a. Ini adalah perintah Allah kepada saya untuk membantu anak ini. Masya Allah… Tabarakallah…”